Minggu, 09 Oktober 2011

Miskinnya Para Nelayan Kayanya Potensi Kelautan


 Jakarta - Tanggal 6 April diperingati sebagai Hari Nelayan Indonesia. Membicarakan tentang nelayan kita perlu merenung sejenak sudah sejauh mana perhatian kita kepada para nelayan. Terutama nelayan tradisional yang hingga saat ini tingkat kesejahteraannya belum menunjukkan perbaikan.

Nelayan tradisional jumlahnya lebih banyak dibanding nelayan modern yang menggunakan peralatan teknologi dalam budi daya atau penangkapan ikan. Umumnya nelayan tradisional selain terbatas dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi budi daya dan pengolahan hasil tangkapan juga sangat terbatas permodalannya. Sehinga, sulit mengembangkan usaha karena kalah bersaing dengan nelayan modern yang menggunakan kapal penangkapan ikan dengan teknologi lainnya.

Kalau nelayan tradisional bekerja hanya dalam hitungan jam atau beberapa hari di laut mencari ikan. Hasilnya hanya diperoleh dalam jumlah puluhan kilogram. Maka nelayan modern yang memiliki kapal penangkap ikan dengan bobot 100 GT (gross ton) tonase (kapasitas muatan) kapal 20 sampai 30 ton bisa melaut selama 52 hari: 37 hari menangkap ikan dan 15 hari perjalanan.

Kondisi nelayan tradisional setidaknya disebabkan oleh keterbatasan sarana, masih rendahnya sumber daya manusia, dan belum adanya kebijakan pemerintah yang berpihak kepada mereka. Hal tersebut merupakan rangkaian permasalahan yang tidak bisa dipisahkan begitu saja. Sebab, dengan minimnya peralatan penangkapan ikan yang dimiliki, maka tingkat produktivitasnya pun sangat terbatas. Pada gilirannya sangat berpengaruh pada pendapatan dan kesejahteraan.

Potensi Kelautan dan Nelayan
Tetapi, pernahkah anda bayangkan berapa luas laut Indonesia? Ternyata mencapai 5,8 juta kilometer persegi dengan panjang garis pantai seluruhnya 80.790 kilometer atau sekitar 14 persen panjang garis pantai dunia. Dari sejumlah kekayaan yang ada potensi sumber daya ikan di laut tersebut diperkirakan mencapai 6,7 juta ton per tahun. Jumlah itu terbagi di perairan Indonesia sekitar 4,4 juta ton dan di perairan Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) sekitar 2,3 juta ton per tahun.

Di negara kita pun dari sepanjang pantai tersebut di atas terbentang hutan bakau yang luasnya mencapai 4,29 juta hektar. Lahan hutan bakau ini sangat potensial untuk usaha pertambakan. Bahkan, seluas 80.925 hektar laut cukup potensial untuk usaha budi daya ikan di lautan (marikultur).

Dari segudang potensi perikanan tersebut di atas sayangnya tingkat pemanfaatannya masih kecil. Potensi di perairan Nusantara ternyata baru termanfaatkan sekitar 50 persen dan di laut ZEEI baru sekitar 27 persen. Sedang tingkat pemanfaatan lahan tambak sampai saat ini baru sekitar 37 persen. Bahkan, untuk tingkat pemanfaatan budi daya laut kondisinya masih bersifat rintisan.

Persoalan Kemudian Muncul
Potensi besar kelautan kita ternyata kurang mendapat perhatian memadai. Pada akhirnya belum memberikan kontribusi yang cukup berarti.

Sebenarnya agak mengejutkan jika melihat data dengan perhatian ala kadarnya dan segala fasilitas yang belum mencukupi pula ternyata subsektor perikanan mampu menyumbang ekspor sampai 1,65 miliar dolar AS. Jumlah yang masih di atas nilai ekspor gabungan kelapa dan kelapa sawit (1,59 miliar dolar AS). Atau hanya terpaut sedikit dari industri elektronika yang mencapai 2 miliar dolar AS.

Tetapi, angka tersebut tak menggambarkan sepenuhnya potensi kelautan yang ada. Angka itu juga ternyata belum mampu mengangkat kehidupan nelayan yang tetap saja selalu dikatakan "miskin". Mengapa kontribusi bidang kelautan masih demikian kecil. Padahal sebagian besar wilayah kita adalah lautan? Jawabannya tentu karena selama ini pembangunan kita lebih banyak diarahkan ke daratan sehingga kelautan kurang banyak tersentuh.

Hampir semua kebutuhan pangan kita berasal dari daratan. Padahal kalau kita kaji lahan daratan semakin hari terus menyempit karena terseret oleh pemukiman dan industri. Di sisi lain jumlah penduduk negara kita semakin bertambah banyak.

Urgensi Pemberdayaan
Hal yang sangat urgen sekarang ini adalah melakukan pemberdayaan terhadap nelayan. Yang penting dilakukan untuk memberdayakan nelayan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya antara lain:

1. Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usaha nelayan pemerintah perlu memberikan bantuan permodalan dan sarana kerja yang memadai. Sehingga, mereka bisa mengembangkan usaha seperti yang diharapkan. Hal yang tidak kalah penting adalah perlunya dilakukan rehabilitasi lingkungan pesisir yang rusak. Jika hal tersebut dibiarkan dikhawatirkan dapat berakibat selain semakin rusaknya lingkungan pesisir laut, sumber daya perikanannya juga akan semakin berkurang, padahal jumlah nelayan justru terus bertambah banyak.

2. Pembinaan dan penyuluhan yang diberikan kepada nelayan harus disesuaikan dengan kebutuhan sehingga apa yang disuluhkan benar-benar bermanfaat dan bisa diaplikasikan. Hal ini sangat penting untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kemandirian nelayan.

3. Selain pengetahuan praktis seperti penanganan pascapanen dan pengolahan hasil laut hal yang tidak kalah penting dalam memberdayakan nelayan. Khususnya anak-anak dan generasi muda adalah perlunya pemerintah mendirikan sekolah-sekolah di lingkungan tempat tinggal nelayan sehingga mereka tetap dapat mengikuti pelajaran di sekolah sebagaimana anak-anak seusia mereka lainnya.

Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan instansi terkait lainnya seperti Kementerian Pendidikan Nasional yang membangun sekolah dan membuat kurikulum. Sementara Kementerian Perikanan dan Kelautan atau instansi terkait lain ikut mengisi materi pelajaran sesuai kebutuhan anak didik nelayan yang bersifat teknis.

Tentunya program belajar di sini juga memberikan materi-materi tsaqofah Islam kepada nelayan agar para nelayan memiliki kepribadian Islam sehingga nelayan akan selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Kalau saja upaya pemberdayaan di atas dapat dilakukan maka program wajib belajar dengan berbasis keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT di lingkungan nelayan pun bisa tercapai.

Di sisi lain harapan akan adanya peningkatan kesejahteraan dan kemampuan nelayan pun akan semakin nyata. Jika saja peningkatan kemampuan sumber daya manusia nelayan ini bisa dilaksanakan melalui program yang baik, konsisten, dan berkesinambungan diharapkan dalam waktu tidak terlalu lama para nelayan tradisional yang serba kekurangan bisa naik kelas menjadi nelayan modern seperti yang diharapkan.

Andi Perdana Gumilang
Pengamat Perikanan bidang studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan IPB.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . Info Perikanan - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger