Minggu, 09 Oktober 2011

Daya Saing Ekspor Kian Membaik

Oleh Julius Jera Rema

JAKARTA - Daya saing ekspor ikan kaleng semakin baik selama semester pertama tahun ini. Biaya produksi dalam negeri pun rendah, menyusul semakin tidak efisiennya ongkos produksi serupa di negara pesaing ekspor, seperti Tiongkok, Thailand, dan Maroko.

"Ongkos tenaga kerja dan jaminan energi jadi penentu daya saing ekspor. Di Tiongkok, ongkos buruh pabrik ikan kaleng dibayar USS 3200 per orang per bulan. Di Indonesia lebih murah," kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Victor PH NIkijuluw di Jakarta, Kamis (6/10). Vio tor memastikan daya saing ekspor terus membaik di tahun-tahun mendatang.

Tahun ini nilai ekspor ikan tercatat naik 12,57%. Pada periode Januari-Agustus tahun (year on year) nilai ekspor ikan tercatat USS 1,85 miliar, naik menjadi USS 2,08 miliar tahun ini. Tahun depan diperkirakan mencapai US$ 32 miliar.

Victor menjelaskan, ongkos tenaga kerja di Indonesia masih berkisar USS 1.300 per orang per bulan. Biaya sebesar itu tercatat berlaku di Banyuwangi, Jawa Timur. Jumlah itu juga tidak jauh berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Di Thailand, ongkos tenaga kerja pabrik ikan kaleng dikabarkan lebih tinggi dibanding Tiongkok. Apalagi, pemerintahan baru negara itu berencana menaikkan upah mini-mum-sejenis upah minimum regional (UMR) di Indonesia-lebih dari yang berlaku saat ini.

Menurut Victor, terdapat lima perusahaan ikan kaleng asal Indonesia yang kini memasok pasar Timur Tengah dan Afrika. Ekspansi pasar itu guna mengatasi kejenuhan pasar AS dan Eropa karena tertimpa perlambatan ekonomi. Maroko, sebagaisalah satu pesaing ekspor Indonesia juga dinilai mandek, menyusul gonjang-ganjing politik negara itu. Sejumlah perusahaan asal luar negeri tercatat meneken kontrak dengan pabrik ikan kaleng dalam negeri.

Mereka umumnya meneken kontrak jangka panjang karena dinilai menguntungkan. "Harga bersaing dan kondisi ini menguntungkan perusahaan pedagang {traded," jelas Victor.

Dia menambahkan, dalam enam bulan pertama tahun ini perusahaan Indonesia mendominasi pasar Timur Tengah dan Afrika. Sejumlah negara pesaing seperti Thailand dan Tiongkok yang memasok pasar kawasan itu pun melabeli produk mereka dengan label Indonesia. "Itu berarti Indonesiajuga memasok bahan baku ke negara pesaing. Ongkos produksi kita rendah dan ini menaikkan daya saing kita," papar Victor.

Volume dan Nilai Naik

Sementara itu. Direktur Marketing PT Dharma Samudera Fishing Industry Herman Sutjiamidjaja belum lama ini mengatakan, nilai ekspor ikan tahun ini diperkirakan naik. "Volume produksi dan nilai penjulan ekspor bisa naik 10-20% tahun ini," kata Herman.

Data KKP menyebutkan, target nilai ekspor ikan meningkat USS 32 juta tahun ini. Peningkatan tersebut naik dari USS 2,89 miliar 2010 menjadi USS 3.21 miliar pada tahun 2011. Peningkatan nilai bisa dipenuhi menyusul makin besarvo-lume ekspor berbentuk olahan dibanding hanya bahan mentah. "Volume naik dari 1,10 juta ton tahun 2010 menjadi 1, 15 juta ton tahun ini. Harga udang diperkirakan akan mencapai rata-rata USS 6,8 per kg, sehingga nilai ekspor udang sekitar USS 1,03 miliar atau setara dengan 30,12% dari total ekspor," kata dia.

Peningkatan nilai ekspor udang dapat terwujud jika Indonesia dapat memproduksi udang ukuran besar dan bernilai tambah. "Kita tidak lagi sekadar mengirim headless shrimp atau udang tanpa kepala, tetapi perusahaan pengolahan harus mampu mengembangkan produk udang olahan," tuturnya.

Sementara itu, meski memperkirakan peningkatan nilai ekspor, KKP juga mencacat peningkatan impor. Nilai impor tahun lalu tercatat USS 225 juta, naik menjadi USS 329 juta pada tahun ini.

Komponen impor terbesar adalah ikan beku sf nilai USS 147 juta dan tepung ikan dan udang USS 84 juta. Lemak dan minyak ikan tercatat USS 17 juta. Data nilai ekspor dan impor itu mengakibatkan neraca dagang hasil perikanan naik 7,88% pada periode Januari-Agustus.

Sumber: InvestorDailyIndonesia,07Oktober2011, Hal.26 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . Info Perikanan - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger