KOMPAS.com - Hasil
tangkapan ikan sidat sudah mulai menurun. Dr Hagi Yuli Sugeha, peneliti
Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
mengungkapkannya dalam wawancara usai presentasi hasil penelitian ikan
sidat di Widya Graha LIPI, Jakarta, Rabu (25/6/11).
"Belakangan
sudah mulai menurun hasil tangkapannya. Ukuran yang ditangkap juga sudah
kecil-kecil," katanya. Menurutnya, penyebabnya adalah pola penangkapan
memakai jebakan permanen sehingga tak satu pun ikan sidat yang bisa
lolos dari jebakan.
Hagi juga mengungkapkan bahwa banyak nelayan
masih menangkap juvenile sidat di muara sungai. "Di Danau Poso juga
banyak yang menangkap sidat yang akan bertelur," kata Hagi. Hal ini
adalah salah satu faktor yang membuat populasi ikan sidat bisa menyusut.
Menurut
Hagi, sebenarnya ukuran konsumsi ikan sidat adalah 50 cm. Namun, ikan
sidat dewasa biasanya sulit ditangkap. Hal ini mendorong masyarakat
untuk tetap menangkap juvenile. Sementara, penangkapan ikan yang akan
bertelur tetap dilakukan sebab telurnya pun bisa dimanfaatkan.
"Bagian tubuh ikan sidat itu semuanya bisa dimanfaatkan. Telurnya bisa untuk bikin caviar, lalu juvenile-nya bisa untuk sashimi, dewasanya untuk sushi dan tulangnya juga bisa dibuat keripik di Jepang," ungkap Hagi.
Menurut
Hagi, sebenarnya sudah ada peraturan pemerintah pada tahun 2009 yang
melarang ekspor sidat, terutama juvenile. Tapi, kenyataannya hal itu
masih berlanjut. "Ini DKP dan pemerintah daerah juga harus bekerjasama
mengawasi di lapangan," saran Hagi.
Pada masyarakat, ia
menganjurkan untuk menangkap berdasarkan musim serta perbaikan alat
penangkapan. "Sebenarnya bisa menggunakan seser, itu semacam sekop.
Kalau dengan trap seperti sekarang kan tidak ada yang bisa lolos.
Apalagi trap-nya permanen," jelasnya.
Ia mengakui, memang sulit
melakukan pengaturan sebab masyarakat pun mencari penghasilan. Namun, ke
depan ia berupaya untuk mengembangkan artificial reproduction. "Tapi untuk ini kita masih perlu paham dulu tentang sidat tropis ini. Jadi masih perlu penelitian," urainya.
Ikan
sidat adalah jenis ikan yang hidup di air tawar dan air laut. Ikan
sidat biasa bereproduksi di laut sementara anakannya akan tumbuh di air
tawar. Ikan ini merupakan salah satu komoditi penting sebab bisa
diekspor dengan harga Rp 250 ribu per kilogram. Biasanya, jenis ikan ini
diekspor ke China dan Jepang.
0 komentar:
Posting Komentar